Wow! Mitratel (MTEL) Berencana Memulai Komersialisasi FTS Haps Aalto Tahun 2026, Ini Rinciannya!

GadgetOz.com – Mitratel Targetkan Komersialisasi Pesawat Nirawak Bertenaga Surya Milik Aalto pada 2026

MANGGARAI BARAT – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel memiliki target ambisius untuk melakukan komersialisasi pesawat nirawak bertenaga surya milik Aalto, anak usaha Airbus, pada tahun 2026. Perkembangan teknologi Zephyr High Altitude Platform Station (Zephyr HAPS) dari Aalto mengalami kemajuan signifikan yang membuat Mitratel optimis dengan proses pengembangannya.

Hendra Purnama, Direktur Investasi Mitratel, menyatakan bahwa pesawat Haps Zephyr telah mencapai kemampuan payload atau daya angkut sebesar 75 kilogram dari target awal 100 kilogram. Hal ini akan mempengaruhi fungsi pesawat nirawak tersebut dalam menjalankan berbagai tugas seperti konektivitas, internet of things (IoT), keamanan, dan lain sebagainya. Saat ini, pesawat ini telah mampu terbang selama 64 hari di langit tanpa harus turun, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam teknologi baterai, antena, dan solar panel.

Menurut Hendra, Mitratel berkomitmen untuk memastikan bahwa teknologi Haps Aalto dapat beroperasi sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Hal ini penting untuk memastikan keamanan penerbangan serta tidak mengganggu teknologi telekomunikasi yang sudah ada. Mitratel berencana untuk berdiskusi dengan pihak regulator pada tahun 2025 guna memastikan kesiapan pesawat nirawak tersebut sebelum komersialisasi dilakukan.

[related by="tag" jumlah="2" mulaipos="1"]

Zephyr High Altitude Platform Station (HAPS) merupakan terobosan baru dalam teknologi telekomunikasi yang dapat beroperasi di ketinggian stratosfer sekitar 20 kilometer di atas permukaan bumi. Teknologi ini mirip dengan satelit namun dengan biaya operasional yang lebih rendah dan fleksibilitas yang lebih tinggi, membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk meningkatkan konektivitas terutama di daerah rural.

Airbus, sebagai perusahaan yang mengembangkan Zephyr, telah melakukan riset, desain, dan uji coba penerbangan selama lebih dari 20 tahun. Pesawat ini telah terbang selama lebih dari 4.000 jam, menjadikannya sebagai teknologi Haps dengan durasi terbang terlama yang pernah ada. Airbus mengklaim bahwa Zephyr dapat menjadi solusi efektif dan efisien dalam meningkatkan konektivitas di daerah terpencil dengan medan pembangunan yang sulit.

Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional, menyatakan bahwa teknologi Non-Terrestrial Network (NTN) seperti HAPS semakin menjadi perhatian global dalam menghadapi konektivitas masa depan. Dalam era 5G-Advanced dan 6G, perhatian terhadap NTN semakin meningkat karena potensinya dalam menyediakan konektivitas yang handal di berbagai kondisi geografis.

Ian Josef Matheus Edward, Dosen Teknik Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung, menekankan pentingnya uji coba dan regulasi yang ketat dalam mengimplementasikan teknologi HAPS di Indonesia. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa frekuensi yang digunakan tidak mengganggu infrastruktur yang sudah ada serta menjaga keamanan penerbangan.

[related by="tag" jumlah="2" mulaipos="2"]

Dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh teknologi HAPS, diharapkan dapat memberikan solusi yang inovatif dalam meningkatkan konektivitas di berbagai daerah, terutama yang sulit dijangkau. Mitratel dan Airbus terus bekerja keras untuk mewujudkan komersialisasi pesawat nirawak ini pada tahun 2026 sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Temukan Artikel Viral kami di Google News