GadgetOz.com – Indosat Tegaskan Oknum Pembocor Data PDNS 2 Bukan Karyawan Lintasarta
PT Indosat Tbk. (ISAT) secara tegas menyatakan bahwa oknum yang diduga menjadi biang kerok di balik kebocoran data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 bukanlah karyawan Lintasarta. Kabar yang beredar di media sosial yang menyebut bahwa pelaku pembocoran data PDNS merupakan pegawai Lintasarta dibantah oleh pihak Indosat.
“Kami ingin menegaskan bahwa oknum yang diduga terlibat dalam kasus di PDNS tidak lagi memiliki keterkaitan atau kontrak kerja dengan Lintasarta sejak Agustus 2021,” ungkap SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, dalam wawancara dengan Bisnis pada Kamis (4/7/2024).
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) Group bersama seluruh anak perusahaannya, termasuk Lintasarta, selalu menjunjung tinggi integritas dan menjaga kepercayaan pelanggan dalam menjalankan tugasnya.
Menjaga Integritas demi Kualitas Layanan
“Kami memandang hal ini sebagai bagian dari penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik untuk menjaga kualitas layanan dan pengalaman bagi seluruh pelanggan kami,” tambah Steve.
Sebelumnya, sebuah akun di media sosial X.com (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) memposting informasi tentang oknum yang diduga terlibat dalam kebocoran data PDNS. Akun tersebut menyebut bahwa seorang individu bernama DPA, yang bekerja di Lintasarta, diduga menjadi pelaku di balik kebocoran data PDNS 2 di Surabaya.
Dari dokumen yang diunggah oleh akun tersebut, diduga bahwa Brain Cipher berhasil masuk ke sistem PDNS dan mengunci data yang ada di dalamnya. Selain itu, kartu ID pegawai DPA yang menunjukkan keterkaitan dengan Lintasarta juga diunggah oleh akun tersebut.
“Kami memiliki bukti kuat bahwa kebocoran di PDNS berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022… Dia adalah saksi kunci,” tulis akun tersebut.
Pada Kamis (4/7/2024) pukul 06.00 WIB, postingan tersebut telah mendapat 15.000 likes dan memicu 313 percakapan di media sosial. Percakapan di dalam postingan tersebut mencakup berbagai pendapat, mulai dari dukungan hingga penolakan.
Berbagai Versi Tentang DPA
Salah satu akun dalam percakapan tersebut menyebut bahwa DPA telah tidak bekerja di Lintasarta sejak 2021 dan beralih ke Telkomsigma setelah dipecat karena terlibat dalam kasus yang tidak dijelaskan. Akun tersebut juga menampilkan dokumen yang menunjukkan keterlibatan DPA dengan Telkomsigma.
Perlu diketahui bahwa ekosistem PDNS terdiri dari tiga bagian, yaitu PDNS 1 di Serpong yang dikelola oleh Lintasarta, PDNS 2 di Surabaya, dan Cold Site di Batam yang dikelola oleh Telkom.
Pada Rabu (3/7/2024), Brain Cipher memenuhi janjinya dengan memberikan kunci PDNS secara gratis kepada pemerintah Indonesia. Kunci tersebut memungkinkan data yang terenkripsi dapat dibuka kembali.
Peretasan sebagai Bentuk Kritik
Brain Cipher menyatakan bahwa peretasan dilakukan semata-mata untuk membuktikan kerentanan sistem keamanan di PDNS, di mana data dari berbagai lembaga dan instansi pemerintah disimpan. Peretasan tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa sistem keamanan di PDNS sangat lemah dan rentan terhadap serangan.
“Kami hanya membutuhkan waktu singkat untuk membongkar ribuan terabyte data yang terenkripsi,” ungkap Brain Cipher.
Dengan demikian, kasus kebocoran data di PDNS 2 terus menjadi sorotan dan menimbulkan berbagai versi serta spekulasi di kalangan masyarakat. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat segera menangani masalah ini secara serius demi keamanan data pribadi dan informasi sensitif yang tersimpan di PDNS.