GadgetOz.com –
Starlink Milik Elon Musk Raih Kapasitas Total Throughput 23,7 Tbps
Menariknya, layanan internet berbasis satelit orbit bumi rendah Starlink milik Elon Musk dikabarkan memiliki kapasitas total throughput yang sangat besar, mencapai 23,7 Terabits per second (Tbps). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya, seperti OneWeb yang hanya memiliki estimasi kapasitas mencapai 1,56 Tbps per satelit. Telesat pun tidak kalah dengan kapasitas 15 Tbps per satelit. Dengan perbandingan kapasitas throughput yang begitu besar, Starlink dinyatakan sebagai pemimpin dalam industri jaringan satelit, terutama di konstelasi satelit LEO.
Ketinggian Orbit dan Belanja Modal Starlink
Starlink mengorbit pada ketinggian sekitar 560 kilometer di atas permukaan bumi. Proyek ambisius SpaceX milik Elon Musk ini mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar US$10 miliar atau sekitar Rp164,21 triliun. Sementara itu, OneWeb yang beroperasi di orbit sekitar 1.200 km memperkirakan belanja modal sebesar US$2,4 miliar atau sekitar Rp39,41 triliun. Telesat yang berada di orbit 1.000 km juga tidak kalah dengan alokasi capex senilai US$5 miliar atau sekitar Rp82,1 triliun. Amazon dengan Project Kuiper yang memiliki orbit antara 590–630 km juga mengestimasi alokasi capex yang sama dengan Starlink.
Konstelasi Satelit Bidik Pasar yang Luas
Keempat konstelasi satelit tersebut memiliki target pasar yang beragam, mencakup backhaul seluler, fixed and mobile broadband, dan pemerintahan. Namun, kehadiran Starlink di Indonesia menuai pro dan kontra. ATSI mengungkapkan keprihatinan akan potensi predatory pricing yang dapat mengancam bisnis operator telekomunikasi eksisting. Meski demikian, masuknya Starlink ke Indonesia juga membawa dampak positif, yaitu meningkatkan kecepatan internet broadband di Tanah Air dan mempercepat penetrasi internet broadband di daerah terpencil, pedesaan, blankspot, dan non-ekonomi yang sulit dijangkau oleh operator teresterial.
Dukungan Starlink untuk Program Pemerintah
Selain itu, layanan internet Starlink juga diharapkan dapat mempercepat implementasi program pemerintah di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya di wilayah terpencil atau remote. Meskipun masih terdapat pro dan kontra terkait kehadiran Starlink, namun potensi peningkatan akses internet di Indonesia menjadi salah satu alasan utama bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyambut kedatangan layanan internet berbasis satelit ini.