GadgetOZ – Menurut Nailul Huda, direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), tantangan terbesar dalam dunia gim bukanlah saat membuat gim itu sendiri, melainkan dalam menciptakan ekosistem gim yang solid di Indonesia. Menurutnya, ekosistem yang kuat akan mendorong perkembangan industri gim secara mandiri.
Huda menekankan bahwa ekosistem ini tidak dapat dibentuk hanya dengan uang semata. Ia menegaskan bahwa ekosistem yang baik harus tumbuh dari komunitas gamer yang ada di Indonesia. Tanpa dukungan komunitas dan ekosistem yang solid, perusahaan gim akan kesulitan mendapatkan pendanaan yang diperlukan.
Saat ini, persaingan di industri gim semakin sengit. Para pengembang, penerbit, dan penyedia konsol game bersaing keras untuk mendapatkan pangsa pasar. Bahkan perusahaan besar seperti Sony dan Microsoft juga merasakan dampak persaingan ini, dengan penurunan omzet dan pendanaan yang mereka alami.
Tidak hanya itu, aksesibilitas gim juga semakin meningkat. Gim-gim yang dulunya hanya bisa dimainkan di konsol kini sudah bisa dinikmati melalui smartphone. Hal ini membuat konsumen lebih fleksibel dalam memilih platform untuk bermain gim.
Industri gim global juga mengalami goncangan pada awal tahun 2024, dengan beberapa perusahaan besar mengalami PHK. Investasi di sektor gim juga mengalami penurunan, kecuali jika dihitung akuisisi Microsoft terhadap Activision Blizzard. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung kemajuan industri gim di tanah air dengan mengalokasikan dana sebesar Rp600 miliar dari APBN/APBD.