GadgetOZ.com – **Potensi Industri Gim di Indonesia Belum Siap Diterima Pendanaan**
Industri gim di Indonesia masih menghadapi kendala dalam menerima pendanaan, menurut pengamat. Kehadiran investor asing yang minim menunjukkan bahwa industri gim di Tanah Air masih stagnan.
### Perluasan Pasar dan Investasi
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak perlu membuat peraturan untuk mendorong investasi jika memang industri gim Indonesia memiliki potensi besar. Menurutnya, investasi akan secara alami mengalir ke perusahaan yang dianggap menjanjikan oleh investor.
### Stagnansi Industri Gim
Namun, Huda mencatat bahwa perkembangan industri gim di dalam negeri terhambat karena kurang mampu bersaing. Stagnansi pertumbuhan industri ini dapat berdampak negatif pada negara.
### Regulasi Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional
Presiden Joko Widodo baru-baru ini menandatangani Peraturan Presiden No.19/2024 yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan industri gim nasional. Regulasi ini mencakup pembentukan tim percepatan pengembangan industri gim, alokasi dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan investasi modal ventura.
### Tantangan Pengembangan Industri Gim
Meski demikian, Huda meragukan apakah dana yang dialokasikan sudah cukup untuk mengembangkan industri gim. Selain itu, upaya penyehatan industri gim juga dapat berdampak negatif pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
### Potensi Pasar Gim Indonesia
Meskipun demikian, Indonesia dianggap sebagai pasar potensial bagi industri gim dengan pertumbuhan yang pesat. Data dari Newzoo tahun 2021 menunjukkan bahwa pada tahun 2020, penerimaan dari industri gim di Indonesia mencapai US$1,74 miliar atau sekitar Rp25 triliun.
Jika potensi pasar ini terus dikembangkan, industri gim Indonesia berpotensi untuk menempati peringkat ke-16 pasar gim dunia. Proyeksi tahun 2025 menunjukkan bahwa pasar gim di Indonesia dapat mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp36 triliun.
**Temukan Berita dan Artikel Terkait di Google News dan WA Channel**
